Jumat, 26 Februari 2010

BUNGA RAFFLESIA

BUNGA RAFFLESIA

Bunga Rafflesia juga dikenal sebagai bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap. Bunga Rafflesia Arnoldy yang juga disebut sebagai “Puspa Langka” merupakan bunga raksasa yang pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles saat dia sedang bertugas di Bengkulu. Sir Thomas menemukan bunga tersebut bersama salah seorang ahli botani yang bernama Dr.Josep Arnold Browen di Lubuk Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 1818. Pada tahun 1920 kedua tokoh Inggris ini mengukuhkan Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia sekaligus menamakan bunga langka itu sebagai Rafflesia Arnoldi. Bunga ini disebut puspa langka karena di tempat lain jarang ditemukan bunga semacam ini. Di dunia ada sekitar 17 jenis bunga tersebut, tetapi 12 jenis di antaranya tumbuh pada kawasan hutan tropis termasuk Indonesia (Bengkulu).

Jenis-jenis bunga Rafflesia, yaitu:

  1. apa saja ya??? (yang tau, beritau donk :))

Bunga Padma (camera trap) adalah kerabat bunga padma (Rafflesia Arnoldi R. Brown) yang merupakan flora maskot Indonesia dan bunga terbesar di dunia. Diameter bunga ini bisa mencapai 100 cm sehingga bunga ini merupakan bunga terbesar dan sangat terkenal di dunia. Masa kuncupnya berkisar antara 6 – 8 bulan sedangkan masa mekarnya 15 hari. Bunga ini tumbuh tersebar di seluruh Bengkulu di lereng Bukit Barisan. Bunga yang diternukan di lereng Gunung Sorik Merapi seperti pada gambar ini diduga merupakan jenis baru yang belum pernah dideskripsikan. Bunga padma sangat unik karena dia tidak memiliki akar, batang maupun daun. Bunga padma tumbuh sebagai parasit di jenis liana tertentu (biasanya di Tetrastigma sp.) dan merupakan jenis flora yang secara global terancam punah. Hingga kini, bunga ini masih diteliti oleh para ahli tanaman di Herbarium Bogoriense, Bogor, Jawa Barat. Untuk menjaga kebesaran nama bunga Raffelsia itu perlu diadakan promosi secara rutin terhadap dunia internasional, disamping dilakukan pengamanan ekstra ketat terhadap lokasi habitat bunga langka tersebut.

PENEMUAN BUNGA BANGKAI

DI RIAU:

Tanpa disangka, serumpun Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) tumbuh segar di areal HTI (Hutan Tanaman Industri) PT. Riau Andalan Pulp And Paper (Riaupulp) Estate Logas. Kejadian langka di areal kerja penanaman ini awalnya ditemukan oleh karyawan Riaupulp di Estate Logas, Kec. Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, bernama Maskot Silaban bersama empat temannya, Senin (2/6). Hal tersebut dinyatakan Manager Riaupulp Estate Logas, Tendi didampingi Forest Protection Riaupulp Estate Logas, P Turnip, Rabu (11/6) sepekan setelah ditemukannnya tumbuhan langka tersebut. Menurut Tendi, saat itu stafnya akan membuat patok untuk tanda bagi pembuatan infield drain, dan seketika melihat ada tanaman aneh yang tumbuh di lokasi kerja mereka. “Saat itu mereka langsung membuat patok merah di sekeliling tanaman agar tidak ada yang mengganggu. Kemudian mereka melaporkan temuan tersebut kepada atasannya untuk kemudian Tim Manajemen Riaupulp Estate Logas mengambil dokumentasinya,” kata Tendi. Ditambahkan Tendi, bunga langka ini tumbuh di Compartement G.013 Estate Logas, Desa Pulau Padang Kec.Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi dan merupakan tanaman dari suku talas-talasan (Araceae family) atau yang lazim juga disebut Batang Krebuit. Dalam pada itu, Direktur Utama Riaupulp Rudi Fajar menegaskan bahwa temuan tersebut sangat penting dan berguna. Pihaknya melalui Environmental Departement di Estate Logas akan terus menjaga dan mengamati pertumbuhan Bunga Bangkai tersebut, yang saat ini usianya sudah memasuki pekan kedua. “Sesuai arah dan kebijakan lingkungan di Riaupulp, kami punya komitment kuat untuk senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan bagi berkembangnya flora dan fauna sebagai bagian dari kebijakan operasional perusahaan,” tegas Rudi.

DI BOGOR:

Bunga bangkai dengan nama Ilmiah (Amorphophallus Titanium Becc) muncul kembali di Kebun Raya Bogor (KRB). Kemunculan kembali bunga bangkai di KRB merupakan penantian yang panjang, sehingga diharapkan tidak lama lagi akan bisa disaksikan bunga itu akan mekar dengan aroma khasnya. Munculnya kembali bunga bangkai di KRB merupakan yang ke lima kalinya setelah yang terakhir muncul pada Agustus 2001 lalu.“Biasanya bunga raksasa jenis Titan Arum ini akan mekar antara dua sampai tiga tahun sekali,” jelas Kepala Bagian Humas KRB Ondidi Susanto di temui di kantornya. The Titan Arum (bunga bangkai) jenis ini merupakan tanaman asli dari daerah Sumatera yang tergolong pada jenis tanaman umbi-ubian. Bunga jenis ini tergolong pada jenis tanaman yang sangat langka di dunia. Apalagi Titan Arum ini juga memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan bunga lainnya. “Bunga ini memiliki umbi dengan berat lebih dari 200 Kg, dengan tinggi bunga mencapai 3,5 meter dan memiliki diameter (kelopak) bunga 2 meteran. Maka tidak heran jika bunga ini disebut-sebut sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia,” terangnya. The Titan Arum meski memiliki ciri khas dengan aroma bau busuknya yang sangat menyengat, namun kehadiran bunga ini telah terbukti dapat mengharumkan nama Indonesia ke manca negara. Amorphophallus Titanum Becc merupakan koleksi langka KRB yang berasal dari Muara Imat, Jambi. Selama dikembangkan di KRB pada tahun 1915, bunga yang hanya terdapat di Pulau Sumatera ini sudah tiga kali mekar, yaitu pada 5 Februari 1994 dengan tinggi 160 cm dan lebar 105 cm, kemudian 12 Juni 1997 dengan tinggi 252 cm dan lebar 152 cm, dan 1 Agustus 2001 dengan tinggi 290 cm. Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Dr Odordo Becacari, seorang ahli botani berkebangsaan Italia, di kawasan Air mancur, Lembah Anai, Sumatra Barat pada 1878. Ada sekitar 170 jenis bunga Bangkai yang terdapat di dunia, namun jenis bunga bangkai (Amorphophallus Titanum) dan (Amorphophallus Gigas) hanya terdapat di Indonesia, tepatnya di daerah Sumatera. Keistimewaan dari bunga raksasa ini, biasanya memiliki bentuk dan warna yang sangat indah jika sudah mekar. “Kelopak bunga (seludangnya) akan berwarna merah maroon menawan. Sementara warna bonggol bunga (phallus) berwarna kuning keemasan. Terpadu sunguh cantik dan sangat eksotik,” ujar Staf peneliti dari LIPI ini. Dijelaskan, bunga tersebut mulai sejak hari Rabu,(28/06) dan saat ini tingginya telah mencapai 170 cm. Dia mempredisikan, bunga bangkai ini akan mekar dengan sempurna satu pekan mendatang. Bunga langka itu kalau mekar begitu indah. Namun, seperti namanya bunga bangkai, bau seperti tikus busuk menebar di sekelilingnya. Bahkan, dari radius 100 meter aroma tak sedap tersebut sudah mulai tercium. Kemunculan kembali bunga bangkai di KRB diharapkan akan mendatangkan keuntungan lebih bagi pihak Kebun Raya Bogor. “Kami berharap ini akan menjadi berkah bagi KRB menyusul terjadinya angin rebut yang telah memporak-oiarndakan KRB awal Juni lalu. “Kita tahu, pada awal Juni lalu KRB telah dibuat porak poranda akibat diterjang angin putting beliung sehingga sejumlah pohon koleksi KRB banyak yang tumbang. Bahkan dampak dari kejadian tersebut KRB terpaksa ditutup sementara untuk beberapa pekan, “ katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar